Senin, 13 Februari 2012


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN IRDS

PENGERTIAN :
Adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paruà RDS dikatakan sebagai
Hyaline membrane disease ( HMD)
ETIOLOGI:
Dihubungkan dengan usia kehamilan,
BB bayi Lahir kurang dari 2500 gram.
Sering kali pada Bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
PATOFISIOLOGI
Sindrom gawat pernafasan atau penyakit membran hialin terjadi akibat tidak adanya, kurangnya, berubahnya komponen surfaktan, suatu kompleks lipoporotein àmengakibatkan kolaps alveoli dan mengakibatkan hipoksiaà terjadi konstruksi vaskuler dan penurunan perfusi pulmoner à Gagal nafas progresif.
MANIPESTASI KLINIK
Ø Takipnea
Ø Retraksi interkostal dan sternal
Ø Pernapasan cuping hidung
Ø Sianosis
Ø Penurunan daya komplain paru
Ø Hipotensi sistemik
Ø Penurunan keluaran urine
Ø Penurunan suara nafas, Ronchi +
Ø Tachicardi pada saat terjadi asidosis dan
Ø Hipoksemia
Komplikasi
Ø Ketidak seimbangan asam basa
Ø Pneumothoraks, hipotensi,Asidosis
Ø Pneumodiastinum,PDA,BPD.
Ø Sianosis
Ø Penurunan daya komplain paru
Ø Hipotensi sistemik
Ø Penurunan keluaran urine
Ø Penurunan suara nafas, Ronchi +
Ø Tachicardi pada saat terjadi asidosis dan
Ø Hipoksemia
DIAGNOSTIK TEST:
Ø Kajian foto toraks
Ø Analisa Gas Darah
Ø Imaturs lecithin-sphingomiolin
Ø Darah lengkap
Ø Elektrolit : Kalium,calsium,Natrium dan lain-lain.
TINDAKAN MEDIS :
Ø Pemberian 02
Ø Pertahankan kestabilan suhu
Ø Berikan asupan cairan
Ø Pemberian obat
Ø Intubasi bila perlu
ASUHAN KEPERAWATAN
pengkajian :
> Sirkulasi à Thachicardi,hipotensi,pucat,akral,
sianosis,hipoksemia.
> Respirasi :
- Kesulitan bernafas
- Peningkatan respirasi
- Retraksi substernal
- Suara nafas à Ronchi +
- Menurunnya ekspansi paru
- Sianosis
- Pernafasan cupung hidung
1. Gangguan Pertukaran gas b/d imatur paru atau kurangnya cairan surfaktan.
Tujuan : tdk terjadi g3 pertukaran gas
intervensi:
- Monitor TTV (status pernafasan, distrees pernaf ).
- Monitor analisa gasa darah setiap ....(kondisi)
- Pertahankan jalan napas
- mempertahankan suhu tubuh normal
- Pemberian oksigen (Utama)
2. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas b/d
obstruksi jalan nafas /intubasi
yang kurang tepat atau adanya sekret pada
jalan nafas.
Tujuan: jln napas efektif
intervensi:
- Kaji bunyi nafas bilateral terhadap (ronhie)
- Atur posisis bayi untuk mempermudah
drainase.
- Lakukan pengisapan lendir/suction (utama)
- pertahankan jalan napas
- Kaji ketepatan alat Ventilator setiap jam
3. Resiko perubahan peran orang tua s/d
hospitalisasi sekunder dari kondisi krisis bayi.
Intervensi:
- Jelaskan semua alat pada orang tua
- Anjurkan orang tua agar selalu mengunjungi
- Ajarkan cara orang tua berpartisipasi dalam
perawatan bayi
- Instruksikan ibu untuk memberikan asi dan
cara merangsang pengeluaran ASI
4. Resiko penurunan volume cairan b/d hilangnya
cairan tanpa disadari. IWL
- Kolaborasi pemasangan/Pertahankan cairan infus 60-100 ml/kg /hr
- Monitor intake dan out put. (Utama)
- Kolaborasi/pertahankan pemberian cairan(ASI/PASI) melalui NGT/oral
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidakmam
puan menelan, motilitas gastrik menurun.
intervensi :
- kolaborasi/pertahankan pemberian cairan melalui NGT
- Berikan makanan dan minuman (ASI/PASI) secara
bertahap dan perlahan – lahan
- Tinggikan kepala anak jika akan minum
- Pantau residual makanan/minuman sebelum
pemberian makanan berikutnya
-Tempatkan bayi pada posisi miring kekanan
setelah pem.makanan/minuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar